Hai teman-teman... mau dengar ceritaku? Ayo...
Plesir kali ini ceritanya edisi Taman Sari Yogyakarta. Taman Sari ini
letaknya di Jl. Taman, Yogyakarta yang tidak jauh dari Keraton Yogyakarta. Dengan
pusat keramaian Alun-alun Kidul Yogyakarta juga tidak jauh, sepertinya tidak
sampai 1 Km ke arah baratnya. Mau naik becak juga bisa, kisaran tarifnya
10.000,- saja kalau dari Alun-alun Utara dan Keraton.
Tidak banyak info sebenarnya yang nanti aku sampaikan, masalahanya waktu
itu aku tidak menyewa guide untuk menjelaskan sejarah Taman Sari itu sendiri,
tapi beruntung aku sempat tidak sengaja berjalan di belakang rombongan yang
menyewa guide, jadi sedikit banyak aku bisa mendengar dan menyimak penjelasan
guide tersebut.
Dengan harga tiket 3.000,- untuk wisatawan lokal dan 7.000,- untuk
wisatawan asing, kita sudah bisa masuk ke area yang dulunya bekas Taman atau
Kebun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini. Dulu luasnya ada sekitar 10 hektar
tapi kemudian sekarang sudah banyak dijadikan pemukiman penduduk.
Taman sari yang juga dulunya terdapat lokasi pemandian Sultan, para permaisuri
dan putrinya ini, sampai saat ini masih meninggalkan jejak sejarahnya. Yaitu Umbul
Pasiraman atau juga disebut Pemandian Umbul Binangun yang
dikelilingi tembok tinggi dengan dua pintu untuk akses masuk ke dalamnya.
Selanjutnya ada area yang dinamakan Sumur Gumuling.
Tempat ini konon katanya merupakan tempat peribadatan sang Sultan yang dulunya juga dimaksudkan sebagai masjid yang berlantai dua. Bagian atas untuk jamaah perempuan, bagian bawah untuk jamaah laki-laki. Untuk menuju area Sumur Gumuling yang dibawahnya terdapat kolam untuk berwudhu dan memiliki 4 deret anak tangga yang menyatu di tengah-tengah, kemudian ditambah 1 deretan anak tangga untuk akses naik ke lantai dua, Anda harus melewati lorong bawah tanah yang panjang.
Tempat ini konon katanya merupakan tempat peribadatan sang Sultan yang dulunya juga dimaksudkan sebagai masjid yang berlantai dua. Bagian atas untuk jamaah perempuan, bagian bawah untuk jamaah laki-laki. Untuk menuju area Sumur Gumuling yang dibawahnya terdapat kolam untuk berwudhu dan memiliki 4 deret anak tangga yang menyatu di tengah-tengah, kemudian ditambah 1 deretan anak tangga untuk akses naik ke lantai dua, Anda harus melewati lorong bawah tanah yang panjang.
| Sumur Gumuling tampak dari lantai dua |
Oh ya, terakhir aku pulangnya lewat
pasar kampung, yang di belakangnya juga tampak indah pemandangan seperti bekas benteng
bangunan Taman Sari, dan akhir-akhir aku baru tahu kalau itu namanya Gedhong
Kenongo, Gedung terbesar di area Taman Sari. Ketika berdiri di sana, Kamu bisa
mengamati kawasan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya, lho...
Itu dia oleh-olehku dari plesiran Edisi Taman Sari kemarin. Semoga senang
membacanya, dan yang paling penting semoga bermanfaat. Ok, Nantikan cerita-ceritaku
selanjutnya ya...


Tidak ada komentar:
Posting Komentar