Laman

Senin, 07 April 2014

SKETSA RINDU


Kini benar-benar kurebahkan tubuhku
Merasakan tiap desir darah dalam nadiku
Memandangi putih semu hijau langit-langit kamarku
Sumilir angin menembus daun jendela
Menyapu peluh yg masih sdikit tersisa di kening
Terik diluar membuat ubun-ubun ini mendidih
Bau keringat yg mulai mengeringpun terasa



Ada sketsa tergambar diatas sana
Tak nampak namun begitu jelas guratannya bagiku
Ada wajah menawan yang selalu dirindui
Tak nampak namun kehadirannya begitu kurasa
Ia tersenyum
Tak ada orang lain
Hanya denganku ia tersenyum
Lalu berkata:
Lepaskan lelahmu, istirahatlah
Lelapkan matamu, tapi jangan berhenti tersenyum
Di situlah kekuatanmu
Aku pun merindukanmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar