Kecintaan seseorang bisa diwujudkan dalam berbagai macam cara. Mulai dari
yang sederhana hingga cara yang istimewa. Terlebih jika seseorang itu memiliki
peran penting dalam hidupnya. Lalu bagaimana dengan cinta kita kepada sosok nomor
satu ini? Manusia istimewa kekasih Allah, Nabi agung Muhammad SAW. Siapa yang
tak kenal dengan tokoh ini? Tokoh terkeren di muka bumi. Tidak hanya orang
muslim yang mengakuinya, bahkan orang non muslim pun mengakui keberadaannya
sebagai salah satu manusia yang paling berpengaruh di dunia. Dalam buku the
100, a Rangking of the Most Influental Persons in History, Michael Hart
menempatkan nama Nabi Muhammad sebagai
peringkat pertama tokoh yang paling berpengaruh. Bukan tanpa alasan, melainkan kekagumannya dengan sosok Muhammad yang menjadi satu-satunya manusia yang meraih keberhasilan spektakuler baik dalam bidang penyiaran agama maupun kehidupan dunia.
peringkat pertama tokoh yang paling berpengaruh. Bukan tanpa alasan, melainkan kekagumannya dengan sosok Muhammad yang menjadi satu-satunya manusia yang meraih keberhasilan spektakuler baik dalam bidang penyiaran agama maupun kehidupan dunia.
Jadi wajar jika sebagai muslim kita begitu mencintai sosok ini. Dari ayah
Sayyid Abdullah dan ibu Sayyidah Siti Aminah beliau dilahirkan tepat hari
Senin, 12 Rabiul Awal. Sebelum beliau lahir, berita tentang kebesarannya sebagai
Cahaya Alam Semesta kelak di akhir zaman telah tersiar di seluruh penjuru dunia.
Hingga saat beliau lahir, maka hari itu menjadi hari yang penuh kebahagiaan. Sehingga
sampai saat ini kemudian banyak yang memperingati hari tersebut sebagai hari
Maulid Nabi. Bukan lagi sebagai kesemarakan seremonial belaka, melainkan sebuah
momen spiritual untuk mentahbiskan beliau sebagai figur tunggal yang mengisi
hati, pikiran dan pandangan hidup manusia.
Beberapa pendapat dari berbagai kelompok terkadang menyatakan bahwa
peringatan Maulid adalah merupakan bid’ah. Dengan dalil bahwa hal seperti ini
tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad dan para sahabat, peringatan ini juga
membuang-buang waktu dan harta (israaf). Bagaimana dengan hal yang seperti ini?
Kita terlebih dahulu harus tahu tentang bid’ah (perkara-perkara baru).
Dimana ada bid’ah dholalah yaitu bid’ah sesat sebab perkara yang diada-adakan
bertentangan dengan Al-qu’an, Sunnah, Atsar, maupun Ijma’. Sedangkan Bid’ah
yang lain adalah bid’ah hasanah yaitu perkara baru yang baik yang tidak
bertentangan dengan dasar hukum Islam.
Imam Abu Syamah (guru Imam An Nawawi) menegaskan bahwa salah satu bi’dah
yang baik dilakukan pada masa saat ini adalah pertemuan pada 12 Rabiul Awal
dengan bersedekah, berbuat baik, berdandan rapi dan menghias diri sebagai tanda
kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Termasuk menyantuni anak yatim
dan fakir miskin sebagai bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad yang telah
diutus ke muka bumi ini sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Selain penuturan Imam Abu Syammah kita pun bisa menemukan banyak hikmah
atas peringatan Maulid Nabi ini. Diataranya mendorong seseorang untuk membaca
Sholawat, sedangkan kita tahu sendiri bahwa sholawat diperintahkan oleh Allah
dalam QS. Al-Ahzab: 56. Selain itu, bergembira saat menyambut kelahiran Nabi
pun memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan bagi orang kafir sekalipun. Saat
itu Tsuwaibah, budak perempuan Abu Lahab, paman Nabi, mengabarkan berita
gembira kelahiaran Nabi, Abu Lahab pun memerdekakannya. Dan sebagai tanda suka
cita atas kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi, kelak di alam baqa’ siksa
atas dirinya diringankan setiap hari Senin tiba. Sahabat Abu Bakar pun berkata,
“Barang siapa yang memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiran
Nabi SAW: akan menjadi temanku masuk Surga.” Begitupun masih banyak dalil-dalil
yang menunjukkan bahwa peringatan Maulid adalah hal yang baik.
Begitu besarnya fadhilah yang turun atas kecintaan terhadap Nabi, sehingga
tak sedikit kaum muslim yang rela menyisihkan hartanya demi menunjukkan
cintanya kepada Nabi dengan memperingati dan merayakan hari kelahiran Nabi
dengan cara-cara yang terpuji, mendengarkan sirah beliau, mendengarkan dan
melantunkan pujian-pujian tentang diri beliau, memuliakan orang-orang yang
hadir, memuliakan yatim piatu dan fakir miskin, serta menggembirakan hati
orang-orang yang mencintai beliau. Semoga kita pun termasuk orang yang mendapat
syafaat atas kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Fitrotun Nihlah
Diterbitkan di Majalah PP. Fathul Hidayah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar